Trading Dengan False Breakout: Mengenali dan Memanfaatkan Kesalahan Breakout

 


Apa itu False Breakout?

Breakout adalah pergerakan harga yang menembus level penting seperti resistance, support, atau level psikologis. False breakout terjadi ketika pergerakan harga gagal menembus level tersebut dan segera berbalik arah. Ini bisa menjadi kesempatan bagi trader yang memanfaatkannya, dan pendekatan ini dikenal sebagai contrarian trading.

Mengapa Terjadi False Breakout?

  1. 1. Pertarungan Antar Pemain Besar:

    • Pada level penting, seperti support atau resistance, terjadi pertarungan antara bank sentral, institusi keuangan, dan para big boys.
    • Bank sentral dapat menggandakan ukuran lot untuk mencegah harga melewati level tertentu, sedangkan big boys dapat mengubah arah mereka jika merasa kurang mendapat dukungan.

  2. 2. Menurunnya Momentum Pasca Breakout:

    • Setelah berhasil breakout, seringkali momentum menurun karena adanya konsolidasi pasar.
    • False breakout terjadi ketika harga berbalik arah karena kurangnya kekuatan untuk menopang pergerakan setelah breakout.

Contoh False Breakout pada GBP/USD

  • 1. Skenario Bearish False Breakout:

    • Pada November 2007, GBP/USD tembus level 2.1050, namun terjadi bearish engulfing setelahnya.
    • Harga merosot hingga ke level 1.5 setahun kemudian, 6000 pip dari level false breakout.
  • 2. Skenario Bullish False Breakout pada EUR/USD:

    • Pada chart weekly, terlihat beberapa false breakout di level angka bulat.
    • Perhatikan kekuatan reversal setelah false breakout, terutama pada level-level yang lebih kuat.

False Breakout pada Kondisi Sideways

  • Contoh pada Sideways Market:
    1. Pada kondisi pasar sideways, false breakout sering terjadi di level support dan resistance.
    2. Trader dapat mengantisipasi dengan memperhatikan formasi bar candlestick seperti pin bar, inside bar, atau doji.

Strategi Trading dengan False Breakout

  1. 1. Menggunakan Price Action:

    • Mengamati formasi bar candlestick di sekitar level support atau resistance.
    • Entry dapat dilakukan setelah konfirmasi dari pergerakan harga dan indikator teknikal.

  2. 2. Limit Order dan Stop Order:

    • Contrarian trader cenderung menggunakan limit order pada area dekat dengan level support atau resistance.
    • Trader agresif dapat menggunakan stop order untuk memanfaatkan kondisi breakout yang sempurna, tetapi tetap memerlukan konfirmasi.

  3. 3. Analisis Trend yang Dominan:

    • Penting untuk mengetahui trend yang dominan pada time frame yang lebih tinggi.
    • Pada uptrend, sideways cenderung breakout pada resistance, dan sebaliknya pada downtrend.


False breakout sering terjadi di pasar forex, terutama pada kondisi sideways. Strategi trading dengan memanfaatkan false breakout membutuhkan pemahaman terhadap price action, formasi candlestick, dan konfirmasi indikator teknikal. Contrarian trader dapat menggunakan limit order atau stop order sesuai dengan toleransi risiko dan preferensi trading mereka. Penting untuk bersabar dan menunggu konfirmasi sebelum mengambil keputusan. Dengan pendekatan yang hati-hati, false breakout dapat menjadi peluang trading yang menguntungkan.