Mengenal Sistem Trading BSM

Apakah Anda familiar dengan sistem trading BSM? Jenis sistem trading ini adalah singkatan dari Bollinger Bands, Stochastics, dan Moving Average. Bagaimana cara mengaplikasikannya dalam trading? Sebelum mulai trading forex, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari pemilihan pair forex, penentuan jumlah dana yang akan digunakan, pilihan strategi dan indikator yang akan digunakan, hingga merencanakan titik entry. Semua poin ini umumnya tercakup dalam satu "aturan" yang dikenal sebagai sistem trading. Setiap trader biasanya memiliki sistem trading yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan individu masing-masing. Sistem trading seseorang mungkin tidak sama dengan milik orang lain, sehingga meniru gaya tradingnya menjadi tidak mungkin. Namun, bukan berarti tidak ada sistem trading yang bisa dijadikan inspirasi. Salah satu contohnya adalah sistem trading BSM untuk membantu mengatur perdagangan di pasar forex. Apa itu sistem trading BSM dan bagaimana cara menggunakannya?



Mengenal Sistem Trading BSM

BSM adalah singkatan dari tiga jenis indikator teknikal, yaitu Bollinger Bands, Stochastics, dan Moving Average. Kombinasi ketiga indikator ini memungkinkan kita untuk membaca pergerakan harga dengan lebih akurat. Penggunaan indikator leading dan lagging dalam sistem trading BSM juga merupakan alat yang sangat berguna. Bollinger Bands dipilih sebagai indikator utama dalam sistem trading ini karena berfungsi sebagai penanda volatilitas harga dan penentu arah trend. Indikator ini memiliki tiga pita: Upper Band, Middle Band, dan Lower Band. Cara membaca kondisi harga dengan indikator ini relatif mudah. Jika harga menembus Middle Band ke atas, maka bisa dianggap bahwa harga sedang bullish. Sebaliknya, jika harga menembus Middle Band ke bawah, maka harga cenderung bearish. Indikator kedua yang digunakan adalah Stochastics Oscillator. Sebagai indikator leading, Stochastic dipilih sebagai pelengkap dalam sistem trading BSM karena mampu memberikan gambaran tren secara lebih akurat. Selain itu, Stochastic juga menunjukkan saat-saat di mana harga mencapai kondisi overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Terakhir adalah Moving Average, yang merupakan indikator yang umum digunakan oleh trader pemula hingga profesional. Moving Average ditambahkan dalam sistem trading BSM karena kemampuannya sebagai penanda tren, nilai tengah harga, dan patokan untuk masuk ke pasar.

Bagaimana ketiga indikator ini digunakan dalam satu chart? Berikut adalah aturan yang bisa diikuti:

  • Gunakan untuk trading harian (Day Trading), dengan time frame H1 dan H4.
  • Pasang dua set Bollinger Bands dengan standar deviasi 2 dan 3. Bollinger Bands berfungsi sebagai tulang punggung sistem dan titik awal dalam analisis perdagangan.
  • Atur Stochastics Oscillator dengan setup 9,3,3.
  • Pasang Moving Average dengan periode yang beragam untuk melacak tren jangka pendek hingga jangka panjang.

Jika semua indikator tersebut dipasang dalam chart, maka tampilannya akan seperti ini:

Bagaimana Cara Kerja Sistem Trading BSM?

Meskipun tampilan chart terlihat padat, sistem trading BSM memberikan indikasi penting jika kita tahu cara membacanya:

  • Pastikan harga menembus Bollinger Band luar (BB dengan standar deviasi 3), yang disebut BB3 tingkat.
  • Pastikan harga juga menembus Bollinger Band dengan standar deviasi 2 (BB2).
  • Perhatikan indikasi yang ditunjukkan oleh Stochastic Oscillator, apakah harga di area BB3 berada di area Oversold (<20) atau Overbought (>80).
  • Sebelum masuk ke pasar, amati crossing yang terjadi pada indikator Stochastic. Jika terjadi crossing dari atas ke bawah, maka entry yang tepat adalah Sell. Sebaliknya, Buy bisa dilakukan saat terjadi crossing Stochastic dari bawah ke atas.
  • Jika perlu, ubah time frame ke skala lebih besar (H4) untuk mengetahui kondisi tren secara umum dan konfirmasi sinyal trading.


Sebagai contoh, pada chart EUR/CAD di atas, dapat dilihat bahwa harga akan bergerak downtrend berdasarkan posisi EMA berperiode kecil terhadap EMA berperiode besar. Dari chart tersebut, terlihat bahwa EMA-55 berada di bawah EMA-200, menunjukkan kemungkinan besar harga bergerak bearish. Langkah terakhir sebelum masuk ke pasar adalah menentukan level Stop Loss dan Take Profit. Anda dapat menentukan dua level ini berdasarkan perhitungan Risk Reward Ratio atau pola chart. Pastikan untuk memilih level yang dapat ditoleransi sesuai dengan risiko yang Anda siapkan.

Dengan demikian, sistem trading BSM dapat menjadi panduan praktis bagi trader forex untuk mengatur perdagangan mereka di pasar forex.