Strategi Trading: Volatilitas Tinggi vs. Rendah, Mana yang Terbaik?

Volatilitas dalam trading forex dapat menjadi faktor kunci yang mempengaruhi keputusan trader. Memilih waktu yang tepat untuk masuk pasar, apakah saat volatilitas tinggi atau rendah, adalah pertimbangan penting. Artikel ini akan membahas perbedaan antara trading saat volatilitas tinggi dan rendah, serta strategi yang dapat diterapkan oleh trader.




Apa Itu Volatilitas Mata Uang?

Volatilitas mengukur fluktuasi harga suatu pair mata uang dalam periode tertentu. Mata uang bervolatilitas tinggi memiliki pergerakan harga yang cepat, sementara mata uang dengan volatilitas rendah memiliki fluktuasi harga yang lebih terbatas. Perubahan volatilitas dapat disebabkan oleh berita fundamental, sentimen pasar, atau tindakan spekulan.

Mengukur Volatilitas Mata Uang

  1. Menggunakan Indikator Bollinger Bands: Bollinger Bands membantu mengukur volatilitas dengan menunjukkan lebar channel harga. Channel yang menyempit menandakan volatilitas rendah, sementara channel yang melebar menunjukkan volatilitas tinggi. Trader dapat memanfaatkan momen penolakan pada batas atas atau bawah Bollinger Bands untuk entry.
  2. Mengikuti Rilis Berita Fundamental: Perubahan signifikan dalam volatilitas sering terjadi setelah rilis berita ekonomi atau peristiwa fundamental. Trader perlu memantau kalender ekonomi dan berita penting untuk mengantisipasi perubahan volatilitas.

Pair Mata Uang Dengan Tingkat Volatilitasnya

Tabel pergerakan harga pair mata uang harian dapat memberikan gambaran tentang volatilitas. Pair exotic cenderung memiliki volatilitas tinggi, sementara mayor dan cross biasanya memiliki volatilitas yang lebih stabil. Trader dapat menggunakan informasi ini untuk memilih pair yang sesuai dengan toleransi risiko dan preferensi trading mereka.

Strategi Trading Saat Volatilitas Rendah

  1. Manfaatkan Price Action: Gunakan pola candlestick seperti Pin Bar, Bullish/Bearish Engulfing, Morning Star, dan Evening Star untuk mengidentifikasi reversal atau rejection pada level support atau resistance.
  2. Trading Breakout: Tentukan level support dan resistance, lalu tunggu sinyal breakout yang dikonfirmasi. Ini membantu trader untuk tidak terjebak dalam kondisi sideways.

Strategi Trading Saat Volatilitas Tinggi

  1. Perlebar Take Profit dan Kurangi Lot: Untuk mengelola risiko, perluas level take profit dan kurangi ukuran lot saat volatilitas tinggi.
  2. Turunkan Leverage: Mengurangi leverage dapat membantu melindungi akun dari pergerakan harga yang ekstrem.


Tidak ada pilihan yang satu ukuran cocok untuk semua trader. Sebaliknya, trader perlu memahami preferensi dan toleransi risiko mereka sendiri. Trading saat volatilitas rendah dapat memberikan stabilitas, sementara volatilitas tinggi memberikan peluang profit besar dengan risiko yang sesuai. Dengan memahami perbedaan ini, trader dapat memilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi pasar dan gaya trading mereka.