Meskipun telah disusun dengan baik, rencana trading yang gagal masih sering terjadi dalam aktivitas trading. Apa sebabnya? Sebelum memulai trading, langkah utama yang harus dilakukan adalah menyusun rencana trading; strategi entry, Risk Reward Ratio, dan poin penting lainnya. Penyusunan rencana trading yang matang diharapkan dapat membantu trader meraih profit. Namun, terkadang rencana yang baik pun tidak berjalan sesuai ekspektasi. Berikut adalah lima alasan utama mengapa rencana trading gagal menghasilkan profit menurut Hugh Kimura dari Trading Heroes.
1. Rencana Trading Belum Teruji Dengan Baik
Misalnya, seorang trader membeli buku berisi kumpulan rencana trading dari seorang ahli dan langsung mengaplikasikannya. Setelah sebulan, ia mengalami kerugian hingga 10%. Masalah utamanya adalah rencana tersebut belum diuji dengan baik. Backtesting diperlukan untuk mengetahui seberapa besar peluang keberhasilan rencana tersebut. Pastikan rencana trading Anda memenuhi tiga kriteria kelayakan:
- Menunjukkan peluang dari strategi Anda.
- Meningkatkan kepercayaan diri selama trading.
- Menunjukkan peluang profit melalui perhitungan Risk Reward Ratio yang telah ditetapkan.
2. Tidak Sesuai Dengan Karakter
Rencana trading yang tidak sesuai dengan karakter trading Anda juga dapat menyebabkan kegagalan. Tipe-tipe trader seperti Scalper, Day Trader, Position Trader, dan Swing Trader memiliki pendekatan berbeda dalam trading. Misalnya, jika Anda adalah seorang Scalper yang suka trading di time frame kecil dengan target profit sedikit-sedikit namun sering, rencana trading Anda harus disesuaikan dengan strategi Scalping. Jika tidak, rencana tersebut tidak akan berhasil.
3. Tidak Tersusun Dengan Sempurna
Rencana trading harus disusun secara praktis, realistis, dan efektif. Langkah-langkah dalam trading perlu dituliskan secara detail, termasuk rencana jangka pendek dan jangka panjang serta cara realisasinya. Selain itu, rencana trading harus mencakup batas toleransi risiko, kapan waktu terbaik untuk "breaking the rules", dan menentukan "hari libur" dari pasar forex. Menyusun rencana trading yang lengkap dapat membantu Anda menghadapi berbagai kendala di pasar forex.
4. Tidak Fleksibel Dan Tidak Dikembangkan
Meski rencana trading telah disusun dengan rinci, fleksibilitas juga diperlukan. Disiplin memang penting, tetapi di sisi lain fleksibilitas juga penting. Sebagai contoh, jika dalam rencana trading Anda menetapkan level Stop Loss dan Take Profit, namun Anda melihat peluang teknikal yang lebih baik, maka sah-sah saja untuk mengeksekusi perubahan tersebut. Selain itu, rencana trading harus terus di-upgrade sesuai dengan perubahan kondisi pasar. Tanpa fleksibilitas dan pengembangan, rencana trading Anda mungkin tidak akan berhasil.
5. Tidak Dijadikan Kebiasaan
Penyebab terakhir kegagalan rencana trading adalah karena Anda tidak terbiasa menulis rencana trading serta mencatat kesulitan yang dihadapi selama trading. Aktivitas trading sebaiknya dicatat dalam jurnal trading yang berisi seluruh hasil trading berdasarkan rencana. Dengan rutin membuat jurnal trading, Anda dapat belajar dari pengalaman dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mengetahui faktor-faktor penghambat trading dan merumuskan solusinya adalah salah satu keistimewaan jurnal trading.
Rencana trading dibuat sebagai panduan agar aktivitas trading lebih terarah. Namun, bila rencana trading gagal menghasilkan cuan, perlu ditelisik apa penyebabnya. Mungkin rencana tersebut belum melewati uji kelayakan, tidak sesuai dengan karakter Anda, belum tersusun dengan detail, atau tidak fleksibel untuk diterapkan. Bahkan, mungkin penyebabnya adalah Anda sendiri yang tidak membiasakan diri menuliskan rencana trading dalam jurnal. Jika demikian, segeralah berbenah diri agar profit tidak hanya sekadar menjadi impian.