Rebate Broker Indonesia resmi terdaftar di BAPPEBTI dan kumpulan Broker Internasional, Broker dengan Rebate terbesar di Indonesia


Mengintip Strategi Trading Breakout Ala Kathy Lien

Dalam ulasan ini, trader sukses Kathy Lien membagikan informasi tentang strategi trading breakout andalannya, yang menggunakan indikator CCI serta teknik khusus untuk mengamankan keuntungan.Potensi keuntungan dari strategi trading breakout memang menggiurkan.  Namun, banyak trader merasa ragu untuk menggunakan strategi ini karena khawatir terjebak dalam sinyal false breakout. Menanggapi masalah itu, Kathy Lien menawarkan solusi menarik dengan menggunakan indikator CCI untuk mengidentifikasi peluang breakout dari momentum harga.


Menurut Lien, penguatan harga akan terus berlanjut jika didukung oleh momentum yang kuat. Indikator CCI, yang sejatinya adalah oscillator, dapat memberikan arahan tepat untuk melihat potensi breakout sesungguhnya.  Indikator yang diciptakan oleh Donald Lambert ini dibatasi oleh level +100 dan -100, yang umumnya diartikan sebagai batas overbought dan oversold. Menariknya, strategi trading breakout ini tidak berpedoman pada prinsip standar tersebut.  Alih-alih mengartikan pergerakan di luar batas +100 dan -100 sebagai sinyal jenuh, Kathy Lien melihat kondisi tersebut sebagai peluang untuk entry dalam sinyal breakout.

Pedoman Penggunaan Strategi Trading Breakout Kathy Lien

Sebelum mempelajari aturan entry dan exit dari strategi ini, ada baiknya memahami dua pedoman penting berikut terlebih dahulu:

1. Time Frame dan Setting Indikator CCI

  • Gunakan chart H1 jika Anda trader jangka pendek. Apabila terbiasa dengan strategi long-term, maka time frame yang direkomendasikan adalah D1.
  • Indikator CCI bisa ditempatkan dengan periode 20.

2. Menutup Separuh Trading

  • Salah satu keunikan strategi trading breakout Kathy Lien adalah adanya aturan untuk menutup separuh posisi trading saat sebagian profit telah terkumpul. Menutup separuh trading berarti mengurangi setengah ukuran posisi ketika order masih berjalan.  Misalnya, jika Anda membuka posisi dengan ukuran 1 lot, menutup separuh dari posisi tersebut akan mengurangi ukuran trading menjadi 0.5 lot.
  • Teknik ini penting untuk mengamankan profit yang sudah tercapai.  Kathy Lien menyarankan agar Anda mengamankan keuntungan ketika pergerakan harga sudah mencapai ukuran stop loss (SL).Jadi, apabila harga tiba-tiba berubah arah dan SL tersentuh, kerugian akan tertutupi dengan profit yang sebelumnya sudah diamankan.

Aturan Trading Untuk Open Buy

  1. Lihat kapan terakhir kali indikator CCI naik melampaui level +100 dan catat value-nya.
  2. Ketika indikator CCI kembali menembus level +100, bandingkan nilainya dengan nilai dari kenaikan sebelumnya.Jika lebih besar, buka posisi buy di level penutupan (close) harga saat itu.
  3. Tempatkan SL di level terendah (low) harga saat itu.
  4. Saat kenaikan harga sudah sepadan dengan ukuran SL, tutup separuh trading dan pindahkan SL ke level breakeven.
  5. Gunakan level breakeven sebagai acuan untuk menghitung target profit dengan rumus risk/reward ratio 1:2.

Contoh Open Buy

Pada chart EUR/USD, momentum harga menguat tajam dan melampaui level +100 di Step 1 dengan value indikator CCI sebesar 130.00. Pada Step 2, momentum EUR/USD kembali meningkat dengan value yang lebih tinggi yaitu 162.61. Close harga saat itu berada di level 1.1945, dan low tercatat di 1.1905. Entry buy ditempatkan di level close (1.1945), sedangkan stop loss di level low (1.1905). Dengan ukuran stop loss sebesar 40 pips (1.1945-1.1905), harga bergerak naik dan mencapai level 1.1985.  Setelah kenaikan sebesar 40 pips, separuh posisi trading ditutup dan stop loss digeser ke level breakeven (1.1945). Target profit diukur 80 pips dari level breakeven, sehingga ditempatkan di 1.2025.

Aturan Trading Untuk Open Sell

  1. Identifikasi kapan indikator CCI terakhir kali turun melewati batas -100, kemudian catat nilai yang tercapai. 
  2. Ketika indikator CCI kembali menembus garis -100, perhatikan nilai yang tercapai pada saat itu. Jika melebihi value sebelumnya, buka open sell di level penutupan (close) harga saat itu.
  3. Gunakan level tertinggi (high) harga saat itu untuk menempatkan stop loss (SL). 
  4. Jika penurunan harga sudah mencapai ukuran SL, tutup separuh posisi trading dan pindahkan SL ke level breakeven.
  5. Level breakeven digunakan untuk menghitung target profit dengan rumus risk/reward ratio 1:2.

Contoh Entry Sell

Pada grafik EUR/JPY, indikator CCI awalnya turun dan melintasi level -100 dengan nilai -115.19. Pada penurunan kedua, indikator CCI mencatat nilai -133.68, yang menjadi sinyal untuk membuka posisi sell karena nilainya lebih rendah daripada penurunan pertama. Harga saat itu tertutup di level 140.79, sehingga entry dibuka pada level tersebut. Di sisi lain, stop loss (SL) diposisikan pada level high saat itu, yaitu 141.51. Langkah-langkah ini menghasilkan ukuran SL sebesar 72 pips (141.51 - 140.79). Ketika harga melanjutkan penurunan dan akhirnya mencapai level 140.07 (72 pips lebih rendah dari level open), separuh dari ukuran trading ditutup dan stop loss dipindahkan ke level breakeven. Selanjutnya, target profit ditetapkan dengan menghitung dua kali lipat ukuran stop loss (144 pips) dari level breakeven.

Strategi trading breakout ini memungkinkan trader untuk mengidentifikasi peluang entry di arah yang tepat. Namun, setup trading ini tidak akan efektif jika Anda tidak disiplin dalam menggunakan stop loss sesuai aturan," jelas Kathy Lien.Trader wanita yang menjadi rekan Boris Schlossberg ini menekankan pentingnya disiplin dalam trading. Strategi breakout dengan indikator CCI mungkin tidak selalu akurat, tetapi disiplin menggunakan stop loss adalah kunci kesuksesan.

Share:

Update Berita