Mengintip Kunci Sukses Legenda Pasar Saham, Jesse Livermore

Jesse Livermore, dikenal sebagai "Raja Spekulan" dan "great bear of Wall Street", merupakan salah satu legenda pasar saham yang sukses besar di masa-masa crash pasar Wall Street. Namun, kesuksesannya tidak didapat secara sembarangan. Berikut adalah beberapa kunci sukses dari trader misterius ini:


1. Pengalaman Awal dalam Taruhan

Livermore mulai mengenal pasar saham pada usia 14 tahun, ketika dia melarikan diri dari rumah dengan hanya USD5 di saku. Dengan keahliannya dalam menebak pergerakan harga saham, ia berhasil meraih keuntungan yang signifikan. Pengalaman awal ini membangun dasar bagi karirnya di pasar saham.

2. Kedisiplinan dan Perhitungan

Livermore tidak seperti spekulan yang hanya mengandalkan keberuntungan semata. Ia sangat berperhitungan dalam menentukan timing dan mengelola risiko. Dengan menggunakan pola pergerakan harga, teknik pyramiding, dan analisis tren, Livermore berhasil memaksimalkan keuntungan dan mengendalikan emosinya dengan baik.

3. Sukses di Masa Krisis

Pada dua momen crash pasar Wall Street, Livermore berhasil mendulang keuntungan yang sangat besar. Pada tahun 1907, ia meraup keuntungan USD3 juta dalam sehari saat pasar sedang panik. Demikian pula saat crash tahun 1929, Livermore berhasil mencetak keuntungan sebesar USD100 juta. Keberhasilannya ini berkat timing dan momentum yang tepat serta manajemen risiko yang baik.


4. Kunci Sukses Trading Livermore

  • Pengetahuan yang Matang: Livermore menekankan pentingnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang instrumen pasar sebelum memulai trading.
  • Aturan Trading yang Tegas: Ia selalu menetapkan aturan trading yang jelas dan tegas, dan disiplin dalam mematuhinya.
  • Penggunaan Pivot Point: Livermore menggunakan pivot point harian untuk mengetahui arah pergerakan harga.
  • Konfirmasi Teknikal dan Fundamental: Sebelum melakukan order buy atau sell, Livermore selalu menunggu konfirmasi baik dari segi teknikal maupun fundamental.
  • Penggunaan Stop Loss: Selalu menggunakan stop loss untuk menentukan risiko.
  • Exit saat Trend Berbalik: Livermore hanya keluar dari posisi saat trend berbalik arah.
  • Selektif dalam Memilih Saham: Saat pasar bullish, ia memilih saham-saham yang sangat kuat, dan saat pasar bearish, ia masuk pada saham-saham yang paling lemah. Hindari saham yang tampak meragukan atau ambigu.

5. Menghindari Kesalahan Umum

Livermore menghindari kesalahan umum seperti kurangnya pengetahuan tentang instrumen pasar, aturan trading yang tidak tegas, dan pelanggaran terhadap aturan yang telah disepakati.

Dengan kedisiplinan, perhitungan, dan pengalaman yang dimilikinya, Jesse Livermore berhasil membuktikan bahwa trading saham bukanlah sekadar untung-untungan, melainkan sebuah seni yang membutuhkan keterampilan dan strategi yang tepat.